Sabtu, 06 Agustus 2016


Pada jaman dahulu sebelum orang batak mengenal tekstil buatan luar, ulos adalah pakaian sehari-hari. Bila dipakai laki-laki bagian atasnya disebut “hande-hande” sedang bagian bawah disebut “singkot” kemudian bagian penutup kepala disebut “tali-tali” atau “detar”.

Bila dipakai perempuan, bagian bawah hingga batas dada disebut “haen”, untuk penutup pungung disebut “hoba-hoba” dan bila dipakai berupa selendang disebut “ampe-ampe” dan yang dipakai sebagai penutup kepala disebut “saong”.
Apabila seorang wanita sedang menggendong anak, penutup punggung disebut “hohop-hohop” sedang alat untuk menggendong disebut’ “parompa”.
Sampai sekarang tradisi berpakaian cara ini masih bias kita lihat didaerah pedalaman Tapanuli.
Tidak semua ulos Batak dapat dipakai dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya ulos jugia, ragi hidup, ragi hotang dan runjat. Biasanya adalah simpanan dan hanya dipakai pada waktu tertentu saja.
Proses pembuatan ulos batak.

Bagi awam dirasa sangat unik. Bahan dasar ulos pada umumnya adalah sama yaitu sejenis benang yang dipintal dari kapas. Yang membedakan sebuah ulos adalah proses pembuatannya. Ini merupakan ukuran penentuan nilai sebuah ulos.
Untuk memberi warna dasar benang ulos, sejenis tumbuhan nila (salaon) dimasukkan kedalam sebuah periuk tanah yang telah diisi air. Tumbuhan ini direndam (digon-gon) berhari-hari hingga gatahnya keluar, lalu diperas dan ampasnya dibuang. Hasilnya ialah cairan berwarna hitam kebiru-biruan yang disebut “itom”.
Periuk tanah (palabuan) diisi dengan air hujan yang tertampung pada lekuk batu (aek ni nanturge) dicampur dengan air kapur secukupnya. Kemudian cairan yang berwarna hitam kebiru-biruan tadi dimasukkan, lalu diaduk hingga larut. Ini disebut “manggaru”. Kedalaman cairan inilah benang dicelupkan.

Sebelum dicelupkan, benang terlebih dahulu dililit dengan benang lain pada bahagian-bahagian tertentu menurut warna yang diingini, setelah itu proses pencelupan dimulai secara berulang-ulang. Proses ini memakan waktu yang sangat lama bahkan berbulan-bulan dan ada kalahnya ada yang sampai bertahun.
Setelah warna yang diharapkan tercapai, benang tadi kemudian disepuh dengan air lumpur yang dicampur dengan air abu, lalu dimasak hingga mendidih sampai benang tadi kelihatan mengkilat. Ini disebut “mar-sigira”. Biasanya dilakukan pada waktu pagi ditepi kali atau dipinggiran sungai/danau.

Bilamana warna yang diharapkan sudah cukup matang, lilitan benang kemudian dibuka untuk “diunggas” agar benang menjadi kuat. Benang direndam kedalam periuk yang berisi nasi hingga meresap keseluruh benang. Selesai diunggas, benang dikeringkan.
Benang yang sudah kering digulung (dihulhul) setiap jenis warna.
Setelah benang sudah lengkap dalam gulungan setiap jenis warna yang dibutuhkan pekerjaan selanjutnya adalah “mangani”. Benang yang sudah selesai diani inilah yang kemudian masuk proses penenunan.


Bila kita memperhatikan ulos Batak secara teliti, akan kelihatan bahwa cara pembuatannya yang tergolong primitif bernilai seni yang sangat tinggi.
Seperti telah diutarakan diatas, ulos Batak mempunyai bahan baku yang sama. Yang membedakan adalah poses pembuatannya mempunyai tingkatan tertentu. Misalnya bagi anak dara, yang sedang belajar bertenun hanya diperkenankan membuat ulos “parompa” ini disebut “mallage” (ulos yang dipakai untuk menggendong anak).
Tingkatan ini diukur dari jumlah lidi yang dipakai untuk memberi warna motif yang diinginkan.

 Tingkatan yang tinggi ialah bila dia telah mampu mempergunakan tujuh buah lidi atau disebut “marsipitu lili”. Yang bersangkutan telah dianggap cukup mampu bertenun segala jenis ulos Batak.


Jenis Ulos

1. Ulos Jugia.

Ulos ini disebut juga “ulos naso ra pipot atau “pinunsaan”.
Biasanya ulos yang harga dan nilainya sangat mahal dalam suku Batak disebut ulos “homitan” yang disimpan di “hombung” atau “parmonang-monangan” (berupa Iemari pada jaman dulu kala). Menurut kepercayaan orang Batak, ulos ini tidak diperbolehkan dipakai sembarangan kecuali orang yang sudah “saur matua” atau kata lain “naung gabe” (orang tua yang sudah mempunyai cucu dari anaknya laki-laki dan perempuan).
Selama masih ada anaknya yang belum kawin atau belum mempunyai keturuan walaupun telah mempunyai cucu dari sebahagian anaknya, orang tua tersebut belum bisa disebut atau digolongkan dengan tingkalan saur matua. Hanya orang yang disebut “nagabe” sajalah yang berhak memakai ulos tersebut. Jadi ukuran hagabeon dalam adat suku Batak bukanlah ditinjau dari kedudukan pangkat maupun kekayaan.
Tingginya aturan pemakaian jenis ulos ini menyebabkan ulos merupakan benda langka hingga banyak orang yang tidak mengenalnya. Ulos sering menjadi barang warisan orang tua kepada anaknya dan nialainya sama dengan “sitoppi” (emas yang dipakai oleh istri raja pada waktu pesta) yang ukurannya sama dengan ukuran padi yang disepakati dan tentu jumlah besar.

2. Ulos Ragi Hidup.
Ulos ini setingkat dibawah Ulos Jugia. Banyak orang beranggapan ulos ini adalah yang paling tinggi nilanya, mengingat ulos ini memasyarakat pemakainya dalam upacara adat Batak .
Ulos ini dapat dipakai untuk berbagai keperluan pada upacara duka cita maupun upacara suka cita. Dan juga dapat dipakai oleh Raja-raja maupun oleh masyarakat pertengahan. Pada jaman dahulu dipakai juga untuk “mangupa tondi” (mengukuhkan semangat) seorang anak yang baru lahir. Ulos ini juga dipakai oleh suhut si habolonan (tuan rumah). Ini yang membedakannya dengan suhut yang lain, yang dalam versi “Dalihan Na Tolu” disebut dongan tubu.

Dalam system kekeluargaan orang Batak. Kelompok satu marga ( dongan tubu) adalah kelompok “sisada raga-raga sisada somba” terhadap kelompok marga lain. Ada pepatah yang mengatakan “martanda do suhul, marbona sakkalan, marnata do suhut, marnampuna do ugasan”, yang dapat diartikan walaupun pesta itu untuk kepentingan bersama, hak yang punya hajat (suhut sihabolonan) tetap diakui sebagai pengambil kata putus (putusan terakhir).
Dengan memakai ulos ini akan jelas kelihatan siapa sebenarnya tuan rumah.
Pembuatan ulos ini berbeda dengan pembuatan ulos lain, sebab ulos ini dapat dikerjakan secara gotong royong. Dengan kata lain, dikerjakan secara terpisah dengan orang yang berbeda. Kedua sisi ulos kiri dan kanan (ambi) dikerjakan oleh dua orang. Kepala ulos atas bawah (tinorpa) dikerjakan oleh dua orang pula, sedangkan bagian tengah atau badan ulos (tor) dikerjakan satu orang. Sehingga seluruhnya dikerjakan lima orang. Kemudian hasil kerja ke lima orang ini disatukan (diihot) menjadi satu kesatuan yang disebut ulos “Ragi Hidup”.

Mengapa harus dikerjakan cara demikian? Mengerjakan ulos ini harus selesai dalam waktu tertentu menurut “hatiha” Batak (kalender Batak). Bila dimulai Artia (hari pertama) selesai di Tula (hari tengah dua puluh).
Bila seorang Tua meninggal dunia, yang memakai ulos ini ialah anak yang sulung sedang yang lainnya memakai ulos “sibolang”. Ulos ini juga sangat baik bila diberikan sebagai ulos “Panggabei” (Ulos Saur Matua) kepada cucu dari anak yang meninggal. Pada saat itu nilai ulos Ragi Hidup sama dengan ulos jugia.

Pada upacara perkawinan, ulos ini biasanya diberikan sebagai ulos “Pansamot” (untuk orang tua pengantin laki-laki) dan ulos ini tidak bisa diberikan kepada pengantin oleh siapa pun. Dan didaerah Simalungun ulos Ragi Hidup tidak boleh dipakai oleh kaum wanita.

3. Ragi Hotang.

Ulos ini biasanya diberikan kepada sepasang pengantin yang disebut sebagai ulos “Marjabu”. Dengan pemberian ulos ini dimaksudkan agar ikatan batin seperti rotan (hotang).
Cara pemberiannya kepada kedua pengantin ialah disampirkan dari sebelah kanan pengantin, ujungnya dipegang dengan tangan kanan Iaki-laki, dan ujung sebelah kiri oleh perempuan lalu disatukan ditengah dada seperti terikat.
Pada jaman dahulu rotan adalah tali pengikat sebuah benda yang dianggap paling kuat dan ampuh. Inilah yang dilambangkan oleh ragi (corak) tersebut.

4. Ulos Sadum.

Ulos ini penuh dengan warna warni yang ceria hingga sangat cocok dipakai untuk suasana suka cita. Di Tapanuli Selatan ulos ini biasanya dipakai sebagai panjangki/parompa (gendongan) bagi keturunan Daulat Baginda atau Mangaraja. Untuk mengundang (marontang) raja raja, ulos ini dipakai sebagai alas sirih diatas piring besar (pinggan godang burangir/harunduk panyurduan).
Aturan pemakaian ulos ini demikian ketat hingga ada golongan tertentu di Tapanuli Selatan dilarang memakai ulos ini. Begitu indahnya ulos ini sehingga didaerah lain sering dipakai sebagai ulos kenang-kenangan dan bahkan dibuat pula sebagai hiasan dinding. Ulos ini sering pula diberi sebagai kenang kenangan kepada pejabat pejabat yang berkunjung ke daerah.

5. Ulos Runjat.

Ulos ini biasanya dipakai oleh orang kaya atau orang terpandang sebagai ulos “edang-edang” (dipakai pada waktu pergi ke undangan). Ulos ini dapat juga diberikan kepada pengantin oleh keluarga dekat menurut versi (tohonan) Dalihan Natolu diluar hasuhutan bolon, misalnya oleh Tulang (paman), pariban (kakak pengantin perempuan yang sudah kawin), dan pamarai (pakcik pengantin perempuan). Ulos ini juga dapat diberikan pada waktu “mangupa-upa” dalam acara pesta gembira (ulaon silas ni roha).

Kelima jenis ulos ini adalah merupakan ulos homitan (simpanan) yang hanya kelihatan pada waktu tertentu saja. Karena ulos ini jarang dipakai hingga tidak perlu dicuci dan biasanya cukup dijemur di siang hari pada waktu masa bulan purnama (tula).

6. Ulos Sibolang.

Ulos ini dapat dipakai untuk keperluan duka cita atau suka cita. Untuk keperluan duka cita biasanya dipilih dari jenis warna hitamnya menonjol, sedang bila dalam acara suka cita dipilih dari warna yang putihnya menonjol. Dalam acara duka cita ulos ini paling banyak dipergunakan orang. Untuk ulos “saput” atau ulos “tujung” harusnya dari jenis ulos ini dan tidak boleh dari jenis yang lain.
Dalam upacara perkawinan ulos ini biasanya dipakai sebagai “tutup ni ampang” dan juga bisa disandang, akan tetapi dipilih dari jenis yang warnanya putihnya menonjol. Inilah yang disebut “ulos pamontari”. Karena ulos ini dapat dipakai untuk segala peristiwa adat maka ulos ini dinilai paling tinggi dari segi adat batak. Harganya relatif murah sehingga dapat dijangkau orang kebanyakan. Ulos ini tidak lajim dipakai sebagai ulos pangupa atau parompa.

7. Ulos Suri-suri Ganjang.

Biasanya disebut saja ulos Suri-suri, berhubung coraknya berbentuk sisir memanjang. Dahulu ulos ini diperguakan sebagai ampe-ampe/hande-hande. Pada waktu margondang (memukul gendang) ulos ini dipakai hula-hula menyambut pihak anak boru. Ulos ini juga dapat diberikan sebagai “ulos tondi” kepada pengantin. Ulos ini sering juga dipakai kaum wanita sebagai sabe-sabe. Ada keistimewaan ulos ini yaitu karena panjangnya melebihi ulos biasa. Bila dipakai sebagai ampe-ampe bisa mencapai dua kali lilit pada bahu kiri dan kanan sehingga kelihatan sipemakai layaknya memakai dua ulos.

8. Ulos Mangiring.

Ulos ini mempunyai corak yang saling iring-beriring. Ini melambangkan kesuburan dan kesepakatan. Ulos ini sering diberikan orang tua sebagai ulos parompa kepada cucunya. Seiring dengan pemberian ulos itu kelak akan lahir anak, kemudian lahir pula adik-adiknya sebagai temannya seiring dan sejalan. Ulos ini juga dapat dipakai sebagai pakaian sehari-hari dalam bentuk tali-tali (detar) untuk kaum laki-laki. Bagi kaum wanita juga dapat dipakai sebagai saong (tudung). Pada waktu upacara “mampe goar” (pembaptisan anak) ulos ini juga dapat dipakai sebagai bulang-bulang, diberikan pihak hula-hula kepada menantu. Bila mampe goar untuk anak sulung harus ulos jenis “Bintang maratur”.

9. Bintang Maratur.

Ulos ini menggambarkan jejeran bintang yang teratur. Jejeran bintang yang teratur didalam ulos ini menunjukkan orang yang patuh, rukun seia dan sekata dalam ikatan kekeluargaan. Juga dalam hal “sinadongan” (kekayaan) atau hasangapon (kemuliaan) tidak ada yang timpang, semuanya berada dalam tingkatan yang rata-rata sama. Dalam hidup sehari-hari dapat dipakai sebagai hande-hande (ampe-ampe), juga dapat dipakai sebagai tali-tali atau saong. Sedangkan nilai dan fungsinya sama dengan ulos mangiring dan harganya relatif sama.

10. Sitoluntuho-Bolean.

Ulos ini biasanya hanya dipakai sebagai ikat kepala atau selendang wanita. Tidak mempunyai makna adat kecuali bila diberikan kepada seorang anak yang baru lahir sebagai ulos parompa. Jenis ulos ini dapat dipakai sebagai tambahan, yang dalam istilah adat batak dikatakan sebagai ulos panoropi yang diberikan hula-hula kepada boru yang sudah terhitung keluarga jauh. Disebut Sitoluntuho karena raginya/coraknya berjejer tiga, merupakan “tuho” atau “tugal” yang biasanya dipakai untuk melubang tanah guna menanam benih.

11. Uos Jungkit.

Ulos ini jenis ulos “nanidondang” atau ulos paruda (permata). Purada atau permata merupakan penghias dari ulos tersebut. Dahulu ulos ini dipakai oleh para anak gadis dan keluarga Raja-raja untuk hoba-hoba yang dipakai hingga dada. Juga dipakai pada waktu menerima tamu pembesar atau pada waktu kawin.

Pada waktu dahulu kala, purada atau permata ini dibawa oleh saudagar-saudagar dari India lewat Bandar Barus. Pada pertengahan abad XX ini, permata tersebut tidak ada lagi diperdagangkan. Maka bentuk permata dari ragi ulos tersebut diganti dengan cara “manjungkit” (mengkait) benang ulos tersebut. Ragi yang dibuat hampir mirip dengan kain songket buatan Rejang atau Lebong. Karena proses pembuatannya sangat sulit, menyebabkan ulos ini merupakan barang langka, maka kedudukannya diganti oleh kain songket tersebut. Inilah sebabnya baik didaerah leluhur si Raja Batak pun pada waktu acara perkawinan kain songket ini biasa dipakai para anak gadis/pengantin perempuan sebagai pengganti ulos nanidondang. Disinilah pertanda atau merupakan suatu bukti telah pudarnya nilai ulos bagi orang Batak.

12. Ulos Lobu-Lobu.

Jenis ulos ini biasanya dipesan langsung oleh orang yang memerlukannya, karena ulos ini mempunyai keperluan yang sangat khusus, terutama orang yang sering dirundung kemalangan (kematian anak). Karenanya tidak pernah diperdagangkan atau disimpan diparmonang-monangan, itulah sebabnya orang jarang mengenal ulos ini. Bentuknya seperti kain sarung dan rambunya tidak boleh dipotong. Ulos ini juga disebut ulos “giun hinarharan”. Jaman dahulu para orang tua sering memberikan ulos ini kepada anaknya yang sedang mengandung (hamil tua). Tujuannya agar nantinya anak yang dikandung lahir dengan selamat.


Masih banyak lagi macam-macam corak dan nama-nama ulos antara lain: Ragi Panai, Ragi Hatirangga, Ragi Ambasang, Ragi Sidosdos, Ragi Sampuborna, Ragi Siattar, Ragi Sapot, Ragi si Imput ni Hirik, Ulos Bugis, Ulos Padang Rusa, Ulos Simata, Ulos Happu, Ulos Tukku, Ulos Gipul, Ulos Takkup, dan banyak lagi nama-nama ulos yang belum disebut disini. Menurut orang-orang tua jenis ulos mencapai 57 jenis.

Seperti telah diterangkan, ulos mempunyai nilai yang sangat tinggi dalam upacara adat batak, karena itu tidak mungkin kita bicarakan adat batak tanpa membicarakan hiou, ois, obit godang atau uis yang kesemuanya adalah merupakan identintas orang Batak.

Penerima Ulos

Menurut tata cara adat batak, setiap orang akan menerima minimum 3 macam ulos sejak lahir hingga akhir hayatnya. Inilah yang disebut ulos “na marsintuhu” (ulos keharusan) sesuai dengan falsafah dalihan na tolu. Pertama diterima sewaktu dia baru lahir disebut ulos “parompa” dahulu dikenal dengan ulos “paralo-alo tondi”. Yang kedua diterima pada waktu dia memasuki ambang kehidupan baru (kawin) yang disebut ulos “marjabu” bagi kedua pengantin (saat ini desebut ulos “hela”).
Seterusnya yang ketiga adalah ulos yattg diterima sewaktu dia meninggal. dunia disebut ulos “saput”.

I. Ulos Saat Kelahiran.

Ada dua hal yang perlu diperhatikan. Pertama apakah anak yang lahir tersebut anak sulung atau tidak. Dan yang kedua apakah anak tersebut anak sulung dari seorang anak sulung dari satu keluarga. 1. Bila yang lahir tersebut adalah anak sulung dari seorang ayah yang bukan anak sulung maka yang mampe goar disamping sianak, hanyalah orangtuanya saja (mar amani… ).

 2. Sedang bila anak tersebut adalah anak sulung dari seorang anak sulung pada satu keluarga maka yang mampe goar disamping sianak, juga ayah dan kakeknya (marama ni… dan ompu ni… ).
Gelar ompu… bila gelar tersebut mempunyai kata sisipan “si”, maka gelar yang diperoleh itu diperdapat dari anak sulung perempuan (ompung bao).
Bilamana tidak mendapat kata sisipan si… maka gelar ompu yang diterimanya berasal dari anak sulung laki-laki (Ompung Suhut).

Untuk point pertama, maka pihak hula-hula hanya menyediakan dua buah ulos yaitu ulos parompa untuk sianak dan ulos pargomgom mampe goar untuk ayahnya. Untuk sianak sebagai parompa dapat diberikan ulos mangiring dan untuk ayahnya dapat diberikan ulos suri-suri ganjang atau ulos sitoluntuho.

Untuk point kedua, hula-hula harus menyediakan ulos sebanyak tiga buah, yaitu ulos parompa untuk sianak, ulos pargomgom untuk ayahnya, dan ulos bulang-bulang untuk ompungnya.
Seiring dengan pemberian ulos selalu disampaikan kata-kata yang mengandung harapan agar kiranya nama anak yang ditebalkan dan setelah dianya nanti besar dapat memperoleh berkah dari Tuhan Yang Maha Esa. Disampaikan melalui umpama (pantun). Pihak hula-hula memberikan ulos dari jenis ulos bintang maratur, tetapi bila hanya sekedar memberi ulos parompa boleh saja ulos mangiring.
II. Ulos Saat Perkawinan
Dalam waktu upacara perkawinan, pihak hula-hula harus dapat menyediakan ulos “si tot ni pansa” yaitu;

 1. Ulos marjabu (untuk pengantin),
2. Ulos pansamot/pargomgom untuk orang tua pengantin laki-laki,
 3. Ulos pamarai diberikan pada saudara yang lebih tua dari pengantin laki-laki atau saudara kandung ayah,
 4. Ulos simolohon diberikan kepada iboto (adek/kakak) pengantin laki-laki. Bila belum ada yang menikah maka ulos ini dapat diberikan kepada iboto dari ayahnya. Ulos yang disebut sesuai dengan ketentuan diatas adalah ulos yang harus disediakan oleh pihak hula-hula (orang tua pengantin perempuan).


Adapun ulos tutup ni ampang diterima oleh boru diampuan (sihunti ampang) hanya bila perkawinan tersebut dilakukan ditempat pihak keluarga perempuan (dialap jual). Bila perkawinan tersebut dilakukan ditempat keluarga laki-laki (ditaruhon jual) ulos tutup ni ampang tidak diberikan.
Sering kita melihat begitu banyak ulos yang diberikan kepada pengantin oleh keluarga dekat. Dahulu ulos inilah yang disebut “ragi-ragi ni sinamot”. Biasanya yang mendapat ragi ni sinamot (menerima sebahagian dari sinamot) memberi ulos sebagai imbalannya. Dalam umpama (pantun) dalam suku Batak disebut “malo manapol ingkon mananggal”. Pantun ini mengandung pengertian, orang Batak tidak mau terutang adat.

Tetapi dengan adanya istilah rambu pinudun yang dimaksudkan semula untuk mempersingkat waktu, berakibat kaburnya siapa penerima “goli-goli” dari ragi-ragi ni sinamot. Timbul kedudukan yang tidak sepatutnya (margoli-goli) sehingga undangan umum (ale-ale) dengan dalih istilah “ulos holong” memberikan pula ulos kepada pengantin.
Tata cara pemberian.

Sebuah ulos (biasanya ragi hotang) disediakan untuk pengantin oleh hula-hula. Orang tua pengantin perempuan langsung memberikan (manguloshon) kepada kedua pengantin yang disebut “ulos marjabu”. Apabila orang tua pihak perempuan diwakilkan kepada keluarga dekat, maka dia berhak memberikan ulos kepada pengantin, akan tetapi bila orang tua laki-laki yang diwakilkan, maka ulos pansamot harus diterima secara terlipat.

Sedangkan ulos pargomgom (untuk pangamai) dapat diterima menurut tata cara yang biasa, dan pada peristiwa ini harus disediakan ulos sebanyak dua helai (ulos pasamot dan ulos pargomgom). Dalam penyampaian ulos biasanya diiringi dengan berbagai pantun (umpasa) dan berbagai kata-kata yang mengandung berkah (pasu-pasu). Setelah diulosi dilanjutkan penyampaian beras pasu-pasu (boras sipir ni tondi) ditaburkan termasuk kepada umum dengan mengucapkan “h o r a s” tiga kali.

Selanjutnya menyusul pemberian ulos kepada orang tua pengantin laki-laki atau yang mewakilinya dalam hal ini seiring dengan penyampaian umpasa dan kata-kata petuah. Sesudah itu berjalanlah pemberian ulos si tot ni pansa kepada pamarai dan simolohon. Biasanya pemberian ini disampaikan oleh suhut paidua (keluarga/turunan saudara nenek).
Setelah ulos lainnya berjalan maka sebagai penutup adalah pemberian ulos dari tulang (paman) pengantin laki-laki.

Tata cara urutan pemberian ulos adalah sebagai berikut;
 1. Mula-mula yang memberikan ulos adalah orang tua pengantin perempuan,
 2. Baru disusul oleh pihak tulang pengantin perempuan termasuk tulang rorobot,
 3. Kemudian disusul pihak dongan sabutuha dari orang tua pengantin perempuan yang disebut paidua (pamarai),
 4. Kemudian disusul oleh oleh pariban yaitu boru dari orang tua pengantin perempuan,
 5. Dan yang terakhir adalah tulang pengantin laki-laki, setelah kepadanya diberikan bahagian dari sinamot yang diterima parboru dari paranak dari jumlah yang disepakati sebanyak 2/3 dari pihak parboru dan 1/3 dari paranak. Bahagian ini disampaikan oleh orang tua pengantin perempuan kepada tulang/paman pengantin laki-laki, inilah yang disebut “tintin marangkup”.
III. Ulos Saat Kematian.

Ulos yang ketiga dan yang terakhir yang diberikan kepada seseorang ialah ulos yang diterima pada waktu dia meninggal dunia. Tingkat (status memurut umur dan turunan) seseorang menentukan jenis ulos yang dapat diterimanya.

Jika seseorang mati muda (mate hadirianna) maka ulos yang diterimanya, ialah ulos yang disebut “parolang-olangan” biasanya dari jenis parompa.
Bila seseorng meninggal sesudah berkeluarga (matipul ulu, marompas tataring) maka kepadanya diberi ulos “saput” dan yang ditinggal (duda, janda) diberikan ulos “tujung”.
Bila yang mati orang tua yang sudah lengkap ditinjau dari segi keturunan dan keadaan (sari/saur matua) maka kepadanya diberikan ulos “Panggabei”.
Ulos “jugia” hanya dapat diberikan kepada orang tua yang keturunannya belum ada yang meninggal (martilaha martua).

Khusus tentang ulos saput dan tujung perlu ditegaskan tentang pemberiannya. Menurut para orang tua, yang memberikan saput ialah pihak “tulang”, sebagai bukti bahwa tulang masih tetap ada hubungannya dengan kemenakan (berenya).
Sedang ulos tujung diberikan hula-hula, dan hal ini penting untuk jangan lagi terulang pemberian yang salah.

Tata cara pemberiannya.

Bila yang meninggal seorang anak (belum berkeluarga) maka tidak ada acara pemberian saput. Bila yang meninggal adalah orang yang sudah berkeluarga, setelah hula-hula mendengar khabar tentang ini, disediakanlah sebuah ulos untuk tujung dan pihak tulang menyediakan ulos saput. Pemberiannya diiringi kata-kata turut berduka cita (marhabot ni roha). Setelah beberapa hari berselang, dilanjutkan dengan acara membuka (mengungkap) tujung yang dilakukan pihak hula-hula. Setelah mayat dikubur, pada saat itu juga ada dilaksanakan mengungkap tujung, tergantung kesepakatan kedua belah pihak.

Hula-hula menyediakan beras dipiring (sipir ni tondi), air bersih untuk cuci muka (aek parsuapan), air putih satu gelas (aek sitio-tio). Pelaksanaan acara mengungkap tujung umumnya dibuat pada waktu pagi (panangkok ni mata ni ari). Setelah pihak hula-hula membuka tujung dari yang balu, dilanjutkan dengan mencuci muka (marsuap). Anak-anak yang ditinggalkan juga ikut dicuci mukanya, kemudian dilanjutkan dengan penaburan beras diatas kepala yang balu dan anak-anaknya.
Memberi ulos panggabei.

Bila seseorang orang tua yang sari/saur matua meninggal dunia, maka seluruh hula-hula akan memberi ulos yang disebut ulos Panggabei. Biasanya ulos ini tidak lagi diberikan kepada yang meninggal akan tetapi kepada seluruh turunannya (anak, pahompu, dan cicit). Biasanya ulos ini jumlahnya sesuai dengan urutan hula-hula mulai dari hula-hula, bona tulang, bona ni ari, dan seluruh hula-hula anaknya dan hula-hula cucu/cicitnya.

Acara kematian untuk orang tua seperti ini biasanya memakan waktu sangat lama, adakalanya mencapai 3-5 hari acaranya. Biaya acaranya cukup besar, karena inilah acara puncak kehidupan orang yang terakhir.

Yang Memberikan Ulos

Di wilayah Toba, Simalungun dan Tanah Karo pada prinsipnya pihak hula-hulalah yang memberikan ulos kepada parboru/boru (dalam perkawinan). Tetapi diwilayah Pakpak / Dairi dan Tapanuli Selatan, pihak borulah yang memberikan ulos kepada kula-kula (kalimbubu) atau mora. Perbedaan spesifik ini bukan berarti mengurangi nilai dan makna ulos dalam upacara adat.
Semua pelaksanaan adat batak dititik beratkan sesuai dengan “dalihan na tolu” (tungku/dapur terdiri dari tiga batu) yang pengertiannya dalam adat batak ialah dongan tubu, boru, hula-hula harus saling membantu dan saling hormat menghormati.

Di wilayah Toba yang berhak memberikan ulos ialah :
1. Pihak hula-hula (tulang, mertua, bona tulang, bona ni ari, dan tulang rorobot).
2. Pihak dongan tubu (ayah, saudara ayah, kakek, saudara penganten laki-laki yang lebih tinggi dalam kedudukan kekeluargaan).
3. Pihak pariban (dalam urutan tinggi pada kekeluargaan).
Ale-ale (teman kerabat) yang sering kita lihat turut memberikan ulos, sebenarnya adalah diluar tohonan Dalihan na tolu (pemberian ale-ale tidak ditentukan harus ulos, ada kalanya diberikan dalam bentuk kado dan lain-lain).

Dari urutan diatas jelaslah bahwa yang berhak memberikan ulos adalah mereka yang mempunyai kedudukan yang lebih tinggi dalam urutan kekeluargaan dari sipenerima ulos.

Demikianlah tentang ulos dan kegunaannya

Horas

Kamis, 07 Juli 2016



Cewek selalu identik dengan hobi belanja dan dandan. Dua hal itu memang menyenangkan, tapi sebenarnya hanya sedikit kebaikan yang akan kamu dapatkan. Demi menjadi cewek yang lebih baik, nggak ada salahnya keluar dari zona nyaman dan mencoba hal-hal baru yang menantang. Banyak juga kok hobi atau kegiatan khas cowok yang bisa kamu geluti. Hal-hal berikut ini misalnya.

1. Utak atik gadget.

Gadget adalah barang yang pasti dimiliki setiap orang. Misalnya handphone, tablet, atau komputer. Tapi biasanya para cewek lebih suka jadi penikmat dan cuek soal perawatan gadget. Nah, agar kamu nggak merasa rugi ketika beli gadget baru, coba deh geluti hobi utak-utik gadget mulai sekarang. Dengan begitu kamu bisa memaksimalkan barang yang kamu miliki. Biasanya para penikmat gadget ini juga punya komunitas tersendiri kok.

2. Main basket.

Zaman sekarang basket bukan hanya olahraga untuk cowok, para cewek juga boleh gabung lho. Selain menyehatkan, basket juga bikin postur tubuhmu jadi lebih ideal. Lihat saja Maria Selena yang tetap menawan meski sering keringetan.

3. Bermain alat musik.

Dalam bidang musik, para cewek biasanya lebih identik menjadi penyanyi atau vokalis. Padahal, kamu juga bisa mengasah ketrampilan dalam bermain alat musik. Gitar, piano, atau bahkan drum seperti Tita Rajo Bintang. Cewek bermain alat musik tak bakal menghilangkan sisi 'cewekmu' kok, yang ada kamu justru semakin seksi!

4. Bongkar pasang elektronik.

Cewek itu nggak melulu harus hobi dandan lho, kamu berhak coba hobi yang “cowok” banget, misalnya bongkar pasang eletronik. Dari mulai utak atik laptop sampai listrik rumah. Hal ini nggak hanya bikin ketrampilanmu menambah, tapi juga bisa membuatmu pandai menyelesaikan masalah di rumah.

5. Nge-Gym.

Cewek itu biasanya lebih suka olahraga semacam running ataupun yoga. Eits, tak hanya itu saja, sekarang kamu bisa coba hobi yang lebih menantang, nge-gym misalnya. Banyak tempat gym yang memberikan tawaran paket menarik atau bahkan komunitas khusus. Selain bisa menambah teman, hal ini juga membantumu membentuk berat badan ideal. Asyik ‘kan?

6. Modifikasi Motor

Salah satu hobi 'cowok banget' yang bisa kamu geluti adalah modifikasi motor. Jika kamu nggak terlalu paham, belajar saja dengan gabung bersama komunitas pecinta modifikasi kendaraan di kota kamu tinggal. Dengan begitu, kamu juga bisa menambah ketrampilan lebih.

7. Bersepeda.

Hobi bersepeda? Ogah ah. Banyak cewek yang enggan bersepeda karena takut kepanasan, bikin kulit kusam, atau bahkan kegerahan. Hey, sekarang ini sudah banyak gear yang bisa menjaga kulit menawanmu tetap terjaga kok. Lihat saja Victoria Padleton yang seorang atlet sekaligus model. Tanpa membuat kecantikanmu hilang, olahraga ini justru bikin kamu berumur panjang dan punya banyak teman.

8. Naik gunung.

Hobi belanja memang menyenangkan, tapi sampai kapan kamu terus saja menghambur-hamburkan uang. Nah, untuk mengekang “nafsu” belanja, coba saja geluti hobi baru yang “cowok” banget. Salah satunya, naik gunung. Seperti halnya Nadine Candrawinata ataupun Medina Kamil, naik gunung tak menyurutkan wajah cantikmu. Kegiatan ini justru bisa membuatmu lebih mengenal diri sendiri. Gak jarang kamu juga lebih paham rasanya berhemat dan keterbatasan.

9. Main game.

Mungkin selama ini kita sering memadang sebelah mata para pecinta game. Game sebenarnya juga bisa memberi manfaat. Selain membuat pola pikir jadi lebih strategis, hobi ini juga bikin lebih kreatif. Tapi bukan berarti harus berlebihan lho ya, cicipi saja hobi ini sebagai selingan.

Nah, kamu para cewek berani coba hobi baru ini?

Mencatatkan diri menjadi pemecah rekor dunia bisa jadi menjadi kebanggaan tersendiri bagi beberapa orang. Tak jarang, mereka bahkan melakukan hal aneh yang membuatmu gagal paham demi memecahkan rekor dunia.

Ingin tahu? Yuk simak beberapa rekor aneh yang akan membuatmu geleng-geleng melihatnya.

1. Rekor lari tercepat dengan menjaga botol susu yang diletakkan di kepala. Tapi kenapa harus botol susu?

Adalah Ashrita Furman yang memecahkan rekor untuk lari tercepat dengan menjaga botol susu yang diletakkan di kepala selama tujuh menit 47 detik. Berlokasi di Borobudur Archaelogical Park, Yogyakarta, Indonesia, rekor ini dipecahkan pada 12 February 2004.

2. Rekor berdiri terlama di atas Swiss Ball. Ada yang mau coba pakai bola ping-pong?

Lagi-lagi Ashrita Furman yang memecahkan rekor aneh ini. Ia mampu berdiri di atas Swiss Ball selama tiga jam 38 menit 30 detik. Untuk rekornya yang satu ini, ia melangsungkannya di Sheraton Mustika Hotel, Yogyakarta, Indonesia pada 29 December 2003.

3. Rekor meletakkan dan menyeimbangkan sendok terbanyak di wajah. Ini ceritanya masker sendok atau gimana?

Rekor meletakkan dan menyeimbangkan sendok di wajah terbanyak dipecahkan oleh Dalibor Jablanovic (Serbia) dengan total 31 sendok di wajahnya. Rekor ini dilakukannya di Stubica, Serbia, pada 28 September 2013.

4. Rekor mengunyah semua hal dan memakannya. Lapar atau doyan? Mungkin kali ini Limbad harus coba.

Lotito bisa jadi dinobatkan menjadi legenda dalam rekor dan kemampuan aneh. Dia mampu mengunyah hampir semua hal dan memakannya, termasuk bohlam, silet, botol kaca dan berbagai benda aneh yang seharusnya tidak menjadi makanan bagi manusia.

Pada tahun 1990-an, nama Lotito menjadi lebih dikenal setelah ia memakan sebuah pesawat Cessna 150 selama dua tahun. Pertama-tama, dia harus merusak pesawat tersebut dengan palu godam dan pemotong baut. Dia memakan hampir seluruh bagian pesawat termasuk mesin, pesawat, roda, kursi dan juga kaca.

5. Rekor terlempar terjauh saat kecelakaan. Saatnya kamu harus mengemudi dengan aman.

Rekor ini didapatkan oleh Matthew McKnight pada 26 Oktober 2001 di Pennsylania saat dirinya ingin menolong orang yang kecelakaan pada jalan raya Interstat 376. Namun rupanya nasib buruk sedang menimpanya. Sebuah sepeda motor muncul di tikungan dan menabraknya. McKnight terlempar keluar dari jalan raya, pembatas jalan, jalan raya lainnya, pagar kawat, lalu mendarat di ladang jagung. Selama masa penyembuhan, dokternya mengonfirmasi bahwa McKnight memang telah terlempar sejauh kira-kira 36 meter dari titik tabrakan.

6. Rekor menyeimbangkan mobil seberat 160kg di atas kepala. Gimana caranya, ya?

Nama John Evans menjadi dikenal oleh masyarakat luas setelah ia menampilkan kemampuannya untuk menyeimbangkan mobilnya di atas kepala selama 33 detik.


7. Rekor mengangkat meja dengan gigi. Kira-kira pakai pasta gigi apa sampai giginya sekuat ini?

Georges, seorang pria asal Luxembourd berhasil memecahkan rekor dunia sebagai pria terlama yang mampu mengangkat meja hanya dengan giginya. Dengan berjalan sepanjang 11,8 meter, Georges tak hanya menanggung beban meja seberat 12 kg, namun ia juga harus menanggung beban gadis yang berada di atas meja tersebut.

8. Memotong apel di mulut dengan gergaji mesin. Mungkin karena memotong apel dengan pisau sudah terlalu mainstream.

Johny bisa memberikan sensasi berbeda dalam memakan buah apel. Jika biasa kita memotong apel dengan pisau, Johny membuat kita terheran karena ia memotong apel dengan menggunakan gergaji.

9. Rekor pemilik kuku terpanjang dunia, Christine Walton. Mbak, gunting kukunya hilang ya?

Kalau semua wanita seperti Christine Walton, mungkin semua salon kuku akan tutup. Sudah lebih dari 20 tahun Christine tidak pernah memotong kukunya. Panjang kuku dari sepuluh jemari Christine saat ini lebih dari 7,3 meter bila disambungkan dan dibentangkan.

10. Atraksi memanah dengan menggunakan kaki. Bisa jadi rekomendasi gaya bagi Miss Cupid dalam memanah.

Nancy Siefker, gadis cantik 26 tahun asal California ini berhasil menggabungkan keterampilan akrobat melipat tubuh dengan olahraga panahan. Hebatnya lagi, anak panah yang dilontarkan berhasil tepat sasaran dengan jarak lebih dari tujuh meter.

11. Rekor menjepit wajah dengan jepit jemuran. Itu wajahnya mau dijemur juga?

Silvio Sabba memiliki kemampuan untuk menjepit wajahnya dengan cepat. Kurang dari satu menit, jepitan jemuran yang berjumlah 51 telah menjepit wajahnya.

Kira-kira, kamu mau coba juga?

Jumat, 01 Juli 2016

Membicarakan soal danau Toba tentunya tak lepas dari penjelasan mengenai danau vulkanik dengan panjang 100 kilometer dan lebar 30 kilometer yang terletak di kota Medan, Sumatera Utara. Danau ini adalah danau air tawar terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara di mana di bagian tengah Toba terdapat pulau vulkanik, Samosir.

Toba memang indah, tapi tahukah kamu kalau Toba juga menyimpan kisah-kisah misterius soal keberadaan makhluk kasat mata? Memang ada yang percaya dan tidak. Namun menyimak kisah-kisah angker di Toba, apa yang kamu pikirkan? Dilansir berbagai sumber, ini beberapa di antaranya.
1 : Ikan Mas Raksasa
Ikan mas raksasa yang bersemayan di dasar danau Toba. Ukuran danau Toba yang luas dan dalam membuat kepercayaan tentang ikan mas raksasa yang bersemayan didasar danau masih dipercaya secara turun temurun. Masyarakat Toba meyakini bahwa ada 3 ekor ikan mas yang sangat besar. Masing masing ikan mas berwarna merah, putih dan hitam. 3 warna ini merupakan warna khas dari suku batak. Banyak masyarakat yang mengaku sering melihat ikan ini dengan ukuran antara 5 sampai 10 meter melintasi danau. Nelayan diperairan Toba selalu gelisah saat rombongan ketiga ikan ini lewat karna dapat merusak jala para nelayan. Karna kepercayaan ini, setiap ada ikan mas yang berukuran lebih besar dari biasanya, akan diperlakukan secara khusus dan terhorman. Biasanya ikan ini tidak akan dipotong. Ikan ini akan dipelihara dan diberi sesajen berupa telur, jeruk purut atau untipanger dan sesajen lainnya. Ada fakta yang menarik mengenai mitos ini, salah satunya adalah rumah berbentuk ikan mas yang berada di desa Sipolha Horisan, Pematang Sidamanik, Simalungun.
Tidak jelas apa fungsi dari bangunan ini. Ada yang mengatakan bangunan ini sebagai wujud penghormatan kepada ikan mas raksasa ini, dan ada juga yang mengatakan peruntukannya adalah restoran. Tapi letak bangunan ini yang jauh dari kota terdekat serta tidak adanya saran pendukung lainnya membuat masyarakat atau wisatawan yang melintas bertanya tanya.

2 : Sosok Muka Rata

Ada sekelompok anak muda yang mengakui mengalami kejadian misterius di penginapan tepian Toba. Saat itu anak-anak muda tersebut memilih untuk bermain di pinggiran peraian Toba tepat tengah malam karena tak bisa tidur. Dari sekelompok pemuda itu ada seseorang yang memilih duduk di tepian danau karena enggan bermain. Lalu saat teman-temannya asyik bermain dia melihat ada sosok wanita misterius yang tiba-tiba muncul di dekat teman-temannya yang bermain air.

Wanita misterius itu berjalan keluar dari danau dan ke arahnya. Betapa kagetnya dia saat sosok wanita itu mendekat yang dilihat alih-alih wajah cantik namun wajah super putih dan rata tanpa ada mata atau mulut atau hidung. Hmm, mungkin memang tak boleh bermain air di malam hari ya?

3 : Wajib Mengucapkan Santabi Oppung
Sebagai salah satu danau vulkanis purbakala, Danau Tobamemang sudah melewati banyak sekali masa atau era. Sudah banyak hal yang terjadi di Toba baik buruk ataupun tidak. Untuk menuju Toba memang harus melintasi berbagai tanjakan yang berliku. Konon katanya di antara jalanan berliku dan lembah-lembah yang indah itu ada sebuah gua misterius yang ketika kendaraan melintasi bagian depannya akan tiba-tiba mati mesin tanpa alasan jelas. Masyarakat percaya jika demikian maka harus mengucapkan kalimat 'Santabi Oppung' yang berarti permisi dalam bahasa Medan. Dan kemudian mesin kembali menyala, konon cerita ini juga sama dengan yang dipercaya ada di daerah Batu Lubang, Sibolga. Sebetulnya, cerita seram seperti ini cukup banyak beredar di kalangan masyarakat Sibolga-Tapteng, khususnya di kalangan sopir. Tapi tak semua percaya. Sebab, ada juga yang berkata, kalau kejadian mati mesin di tengah Batu Lubang hanya kebetulan semata.ini kerap terjadi saat anda bermain speedbot tiba2 mati mesin,apakah ini usil penyedia supaya mengulur waktu ataukah kejadian aneh

4 : Sosok Naga Penjaga Danau
Menurut pengakuan warga disekitar danau mengatakan bahwa mereka sering melihat sosok naga di danau. Konon, menurut mitos yang berkembang di sana, naga itu adalah anak dari Pak Toba yang berubah menjadi seekor naga yang hingga kini menjaga danau. Lebih seramnya lagi, naga tersebut hingga saat ini masih selalu menampakan diri. Beberapa nelayan yang sering menjala ikan di danau Toba kadang mendapati makhluk besar bersisik seperti ular besar berenang di permukaan danau. Namun, tak seorang pun yang sanggup untuk membuktikan kebenaran naga tersebut.

5 : Sosok penunggu rumah pengasingan presiden Soekarno. Pada akhir tahun 1948, Belanda ingin kembali merebut kemerdekaan bangsa Indonesia. Mereka pun membonceng tentara sekutu untuk menyerbu Indonesia. Hal ini membuat pemimpin bangsa Soekarno, Sjahrir dan Agus Salim dibuang ke Sumatera Utara. Awalnya mereka ditempatkan di Berastagi, kemudian dipindahkan ke Parapat, kota kecil yang berada ditepi danau Toba.
rumah pengasingan presiden Soekarno di parapat
Dikota ini bung Karno dan kedua rekannya tinggal dari akhir desember 1948 hingga akhir januari 1949. Rumah pengasingan bung Karno di Parapat masih berdiri megah dan dijadikan rumah bersejarah. Tamu tamu pemerintah pemrovsu sering menginap disitu selama bertugas di kota Parapat. Beberapa misteri sering muncul dari rumah ini. Pengunjung yang menginap kerap mendengar suara langkah kaki dari ruang pertemuan yang dulu dipakai bung Karno. Tidak hanya suara, pengunjung kerap diganggu oleh beberapa mahluk mahluk tak kasat mata.

6 : Monyet menyerupai manusia
 Sosok ini pertama kali tersebar ketika sekelompok mahasiswa menghabiskan malam bersama di tepi danau Toba. Kelompok pemuda ini mengabadikan gambar mereka dengan berfoto bersama. Salah satu foto menampilkan sesosok mahluk yang agak aneh. Mahluk itu terlihat agak berada jauh dibelakang mereka. Bentuknya seperti monyet namun mirip manusia yang berwajah tua. Daerah sekeliling danau Toba memang masih banyak yang belum terjamah oleh manusia. Jika kita berangkat dari Medan, kita akan melewati pegunungan dan hutan yang masih asli dan jarang dikunjungi manusia. Dihutan ini masih banyak monyet yang hidup dengan nyaman. Terkadang mereka turun kejalan dan terliha bergerombol ditepi jalan raya. Mereka sering terlihat sekitar siang hari di sekitar hutan hutan Parapat. Hal ini mungkin yang memunculkan mitos monyet mirip manusia disekitar danau Toba.

Rabu, 08 Juni 2016

Resep Membuat Arsik Ikan Mas Khas Batak

Ikan mas yang dimasak dengan bumbu arsik merupakan makanan yang khas dari Sumatra Utara. banyak diantara anda yang mungkin belum pernah mencicipi makanan yang satu ini atau bahkan baru mendengar namanya. Makanan ini memiliki ciri khas rasa asam manis pedas gurih yang sangat cocok disajikan sebagai menu makanan sehari-hari. Selain itu, ikan bumbu arsik ini juga dapat anda hidangkan ketika anda mempunyai acara yang meriah sehingga anda dapat menyenangkan bagi para tamu yang datang.

Dalam upacara pernikahan adat Batak acara upa-upa ini menggunakan ikan mas yang hidup diair yang jernih dan mempunyai anak yang banyak, mengandung makna agar pengantin menjadi keluarga yang bahagia dengan mempunyai keturunan yang banyak.

Yang menjadi ciri khas lain dalam masakan ikan bumbu arsik ini adalah sisik ikan yang masih menempel utuh pada tubuh ikan yang akan dibuat menjadi ikan arsik. Memang sangat unik, tetapi anda juga tidak perlu khawatir akan kualitas rasa yang dimilikinya. Selain rasanya yang enak dan nikmat, proses membuatnya pun sangat mudah dilakukan oleh siapapun hanya dengan cara yang sederhana. Ikan yang dimasak dengan bumbu arsik ini biasanya menggunakan ikan mas, akan tetapi anda juga bisa menggantinya dengan ikan lain yang sesuai dengan selera anda karena anda dapat berkreasi dalam membuat makanan yang satu ini

Baiklah Saat nya saya akan memberikan resep cara memasak arsik ikan mas

Bahan :

3 ekor ikan mas segar ( setara dengan 1 kg )
5 batang serai ( memarkan )
daun mangkokan 5 lembar
daun kemangi 1 genggam
jeruk nipis 3 buah ( peras airnya )
air bersih secukupnya
Bumbu halus :

kemiri 5 butir
bawang merah 8 butir
bawang putih 4 siung
kunyit 5 cm
jahe 2 cm
asam kandis 2 potong
3 cm lengkuas
garam 1 sendok teh
penyedap rasa 1/2 sendok teh
gula pasir 1 sendok teh
Cara Membuat Arsik Ikan Mas :

Bersihkan ikan dengan cara dicuci dengan air lalu dilumuri dengan air jeruk nipis
Diamkan ikan kira-kira selama 5-10 menit
Lumuri lagi ikan dengan bumbu yang dihaluskan hingga merata
Ambil wajan lalu dialasi dengan batang serai, daun mangkokan daun kemangi dan asam potong
Letakkan ikan diatas dedaunan yang sudah menjadi alas wajan
Beri air secukupnya hingga ikan terendam rata
Masak diatas api sedang cenderung kecil sambil ditutup bagian atasnya
Tunggu sampai benar-benar matang dan airnya habis

Waktunya Disajikan Bersama

Terima kasih sudah Mampir

Senin, 06 Juni 2016

Kalau mendengar sambal natinombur rasanya membuat selera makan kita begitu bersemangat. Terbayang dengan pedasnya yang mengelintir dilidah. Tombus bah namangaranto i muse…
Cocok dengan lauk ikan bakar, seperti ikan mas bakar, lele bakar, mujahir bakar, dll.

Menurut beberapa cerita yang pernah saya dengar, ini adalah cara tradisional para nelayan untuk menyantap ikan dengan cara sederhana namun nikmat. Ikannya dibakar, tetapi semua bumbu-bumbunya direbus dan kemudian dihaluskan untuk kemudian disiramkan ke atas ikan bakar.
Tombur (na tinombur), memiliki citarasa yang sangat kompleks.
  Bumbu-bumbunya adalah andaliman, bawang merah, kemiri, jahe, jeruk nipis. Semua ditumbuk halus, sehingga menciptakan rasa nutty yang gurih. Pedas getirnya andaliman yang khas pun akan membuat lidah kita bergetar dan ketagihan. Siak nai! Pedas sekali!

Berikut cara membuat ikan tombur (na tinombur) yang sudah langka itu,

Bahan-bahan/bumbu-bumbu :

400 gram ikan lele sedang (3 ekor) dicuci bersih – lele bisa diganti dengan ikan mas, mujair bisa juga dengan ayam bakar/goreng. sesuai selera Anda.

1 sendok teh air jeruk nipis
1/2 sendok teh garam

Sambal:
1 sendok makan air jeruk nipis

Bumbu Halus:
8 buah cabai merah
1/4 sendok teh andaliman
75 gram bunga kecombrang, diiris kasar, rebus sebentar
1/2 sendok teh garam
6 butir bawang merah, dibakar
2 butir kemiri, dibakar
1/4 sendok teh gula pasir

Cara Pengolahan :

1. Potong – potong lele. Rendam dalam air jeruk nipis dan garam. Diamkan 30 menit. Sisihkan.
2. Bakar di atas bara api sampai matang sambil diolesi sisa air perendam. Sisihkan.
3. Sambal: aduk rata bumbu halus dan air jeruk nipis.
4. Sajikan ikan lele bakar dengan sambal.

Jumat, 27 Mei 2016


Resep Saksang Ayam Memakai Andaliman ini sangat nikmat sekali untuk disantap apa lagi ditambah bumbunya yang paling popular yaitu andaliman
Ini aku bikin versi halalnya supanya anda dapat menikmatinya
Pake ayam Dan gak pake gota (darah ). Gotanya aku subtitusi pake kelapa parut  dan  ketumbar.

Andalimannya bikin lidah bergetaar Memakannya dan Pasti anda akan nambah teruusss dan terus hahahaha
Tabo nai :D

Baiklah Mari Kita Mulai Saja

Bahan-bahan
1  : 1 ekorAyam
2  : 2 sdmAndaliman
3  : 10 siungBawang merah
4  : 5 siungBawang putih
5  : 3 batangSerai (ambil putihnya saja, kemudian iris iris)
6  : 2 cmKunyit
7  : 2 cmJahe
8  : 2 cmLengkuas
9  : 5 buahCabai merah keriting
10 : 10 buahCabai rawit merah
11 : 6 lembarDaun jeruk
12 : SecukupnyaGaram
13 : SecukupnyaGula
14 : SedikitPenyedap
15 : 500 gramKelapa parut
16 : 5 sendokKetumbar

Langkah :

Sebagai pengganti gota, siapkan kelapa parut dan ketumbar giling. Kemudian sangrai dan tumbuk hingga mengeluarkan minyak.

Gongseng (tanpa minyak) bawang merah, bawang putih, jahe, lengkuas, serai, kunyit. Kemudian diulek.
Ulek juga cabe merah dan cabe rawit.

Tumis semua bumbu tadi hingga harum dan matang.
Kemudian masukkan ayam, aduk hingga bumbu rata dan ayam matang.
Tambahkan kelapa parut dan kemiri ( pengganti gota ) tadi, kemudian aduk hingga tercampur rata.
Masukkan garam, gula, penyedap secukupnya.
Aduk rata hingga semua bumbu meresap, angkat dan sajikan.

Sangat Gampang Kan cara membuat Saksang Ayam Memakai Andaliman versi halal nya hahaha
semoga anda selalu semangat dan cerita


Popular Posts